Tempat yang nyaman rasanya, udara yang sejuk, angin pagi yang sepoi-sepoi menyela masuk melalui celah jendela yang terbuka lebar. Di ruangan ini banyak sekali pasangan meja-bangku yang telah tersusun rapi. Lantai yang masih licin terlapisai bau wewangian pengharum lantai yang dipel oleh anak-anak pagi tadi. Kondisi ini membuatku berhati-hati sembari terus masuk ke dalam ruangan yang biasa dipergunakan untuk kelas di pagi hari dan pertemuan kecil-kecilan.
Kucoba memasuki ruangan ini dengan membawa sejumlah peralatan lukis yang sekiranya kan dibutuhkan nanti. Sangat repot sekali. Aku harus membawa kuas, kanvas, cat air, dan tempat yang sudah berisikan air pula, dengan kedua-belah tanganku ini. Dan akhirnya, aku membawanya tidak secara bebarengan kubawa semuanya, tentu saja dengan dua kali balik.
Setelah kubawa semua yang dibutuhkan, dan dalam keadaan siap melukis, kuteringat pada suatu hal yang terlupakan, “Aku sudah siap melukis, namun apa yang mau aku lukis, sedangkan objeknya belum kubawa, dan tertinggal di ruanganku?” Akhirnya beberapa patah kata terucap keluar dari mulutku, “Hah, lucu banget objekke ngggak ada.”
Setelah teringat lagi, aku rasa keluar lagi dari ruangan ini tak jadi masalah besar bagiku. Keluarlah aku dari ruangan ini untuk ketiga kalinya. Dengan demikian, aku masuk lagi melewati pintu yang sama dengan membawa sebuah objek yang kubutuhkan tadi.
Benda itu adalah labu siem yang segar namun kulitnya tak kencang lagi. Aku terduduk pada sebuah kursi reyot untuk kembali untuk melukis objek. Ini melukis yang kedua, setelah kemarin kumelukis objek yang sama. Karena eksplorasi lukis dibuat menjadi tiga fase. Yang pertama yang harus dilukis ialah, ketika buah tersebut masih dalam keadaan segar, yang kedua dalam keadaan yang agak terlihat tua dan difariasi semenarik mungkin, sehingga nampak kemiripannya. Dan yang terakhir, dalam keadaan yang sudah busuk. Yang sedang kukerjakan saat ini ialah fase kedua, setelah kemarin kumelukis objek tersebut dalam keadaan masih segar.
Langkah awal yang harus terlebih dahulu kukerjakan ialah membuat sebuah sketsa objek dengan menggunakan pensil. Karena aku belum begitu menguasai cara melukis langsung menggunakan cat air, tanpa didahului sketsa pensil.
Waktu terus berjalan, dan pada pukl satu siang, aku telah berhasil menyelesaikan sketsanya. Tak lama kemudian, salah satu teman sekelasku yang bersekolah di Sekolah Otonom Sanggar Anak Akar pun masuk. Aku kira dengan tujuan yang sama ia memasuki ruangan ini, karena ia membawa peralatan yang sama dengan apa yang kubawa.
Ia masuk membawa peralatan lukis, lengkap dengan objek yang akan ia lukis. Kiranya ia akan melukis di dekatku, aku akan meminta salah satu objeknya untuk kulukis di dekat sketsa labu siem. Ternyata ia duduk di dekatku juga. Dengan gagahnya ia membawa sekantong plastik jeruk yang berwarna orange segar. Langsung saja aku mengajukan sebuah permintaan dan dengan menunjukkan raut muka yang sedikit memlas dan malu, “Sandi, boleh aku minta? Sebuah saja atas buah jeruk kepunyaanmu itu? “ Dan tanpa sedikit pun ia mengucapkan kata, ia langsung memberikan buah jeruk itu padaku.
Langsung kubuatlah sketsa jeruk lagi, dan sampai akhirnya semua sketsa terselesaikan. Tiba saatnya, aku harus mewarnai objek ini. Warna demi warna kusapukan pada permukaan kanfas yang sudah tergambar sketsanya. Selama empat jam, kumewarnainya sampai seluruh permukaan kanfas terisi penuh oleh bermacam-macam warna yang kuingini.
Hari sudah mulai sore, karena saking asyiknya melukis, aku sampai lupa untuk menyantap makan siangku. Makan siang yang sudah dari jam duabelas tersedia di ruang makan yang berada di lantai satu Sanggar Anak akar. Aku sudah merasa kelelahan, haus lagi lapar menggerutu di dalam perut yang paling dalam. Aku harus lekas turun dan mencari makanan. Seperti seekor harimau yang kelaparan, aku mengobrak-abrik seisi dapur. Selama setengah jam aku tak menemukannya. “Apa dengan marah-marah, semua masalah akan kunjung reda? “ Seseorang berkata kepadaku. Ia datang membawakan apa yang kubutuhkan. Akhirnya aku dapat makan juga. Dan selesailah rasa kesalku di hari itu.
Aku akan menceritakan sedikit mengenai sebuah labu siem ini. Sayuran buah yang dikenal juga dengan nama labu jipang ini bisa diandalkan untuk menyembuhkan gangguan sariawan, panas dalam, serta menurunkan demam pada anak-anak. Selain itu, buah ini juga bersifat diuretik (peluruh air seni). Kandungan alkoloidnya bisa membuka pembuluh darah yang tersumbat.
(Air perasan labusiam ternyata bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Pastilah anda mengenal labu siam. Labu siam , dalam kehidupan sehari-hari biasa dikonsumsi sebagai sayuran. Bisa juga dimasak untuk pelengkap sayur lodeh, oseng-oseng, atau sayur asam. Pucuk batang dan daun mudanya juga biasa dibuat lalapan. Di Meksiko, tanaman yang di Jawa Tengah dikenal sebagai labu jipang, manisah (Jawa Timur), waluh siam (Jawa Barat) dan secara internasional biasa disebut chayote ini dijadikan cadangan pangan. Umbi yang berumur setahun dijadikan makanan lezat setelah direbus. Inilah yang dimaksud dengan Diuretik
(Air perasan labu
Banyak kandungan yang sangat berguna bagi kesehatan kita, di antaranya ialah, labu siam terdiri atas 90 persen air, 7,5 persen karbohidrat, 1 persen protein, 0,6 persen serat, 0,2 persen abu dan 0,1 persen lemak. Juga mengandung sekitar 20 mg kalsium, 25 mg fosfor, 100 mg kalium, 0,3 mg zat besi, 2 mg natrium, serta beberapa zat kimia yang berkhasiat obat.
Daging buah labusiam mengandung vitamin A, B, C, niasin, dan sedikit albuminoid. Daunnya mengandung saponin, flafonoid, dan polifenol.
Daging buah labu
Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan
Buah ini bisa diolah sebagai bahan untuk membuat sayur berkuah, ditumis. Sementara pucuk batang dan daun muda buah ini dapat dikonsumsi sebagai lalapan.)
Buah ini bisa diolah sebagai bahan untuk membuat sayur berkuah, ditumis. Sementara pucuk batang dan daun muda buah ini dapat dikonsumsi sebagai lalapan.)
Ket : Tulisan yang berada di buka-tutup kurung diambil dari Dewan Kesehatan Rakyat, Kabupaten Brebes. Internet.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Yang bagus-bagus aja ya,,,,
biar tetep semangat berkarya....
See you in the other postings....
Regards
Adnan